Senin, 27 Juli 2015

Mencegah dan Mengatasi Ruam Popok

Mommy, istilah ruam popok sudah bukan hal yang asing terdengar ya mom. Namun, kebutuhan si kecil untuk menggunakan popok kadang-kadang tidak bisa dihindari sehingga si kecil berisiko ruam popok. Kali ini, tante Ina bahas ruam popok ya. Disebut ruam popok dikarenakan timbulnya peradangan akibat penggunaan popok karena reaksi kulit terhadap urin dan tinja. Sehingga lokasi yang timbul ruam biasanya daerah pantat, lipatan paha, dan alat kelamin. Gejala yang dapat dialami oleh si kecil seperti kulit kemerahan, gatal, dan dapat timbul lecet. Ruam ini umumnya tidak berbahaya, namun si kecil merasa tidak nyaman sehingga biasanya rewel.

Beberapa faktor penyebab yang menimbulkan ruam popok yaitu :
1.Kontak dengan urin dan tinja yang terlalu lama. Penggantian popok yang terlalu lama dapat menimbulkan iritasi.
2.Gesekan dan lecet akibat penggunaan popok yang terlalu lama
3.Iritasi karena penggunaan produk bayi yang baru 
4.Infeksi bakteri atau jamur 
5.Pengaruh Jenis Makanan Baru. Perpindahan konsumsi ASI ke makanan padat juga akan mengubah struktur tinja si kecil, termasuk makanan yang dikonsumsi ibu.

Tidak perlu khawatir berlebihan jika si kecil mengalami ruam popok, karena mommy bisa mengatasi ruam popok di rumah. Kuncinya adalah menjaga agar kulit bayi tetap kering dan bersih. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah untuk mengatasi dan mencegah ruam popok antara lain :
•Segera ganti popok yang kotor dan lakukan sesering mungkin kemudian bersihkan secara seksama bagian tubuh si kecil yang tertutup popok
•Jangan gunakan sabun atau tisu yang mengandung alkohol dan pewangi untuk membersihkan kulit bayi karena mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit.
•Setelah dibasuh, seka kulit bayi hingga benar-benar kering sebelum menggunakan popok atau celana.
•Sebaiknya si kecil tidak selalu menggunakan popok. Biarkan kulit si kecil “bernapas” sehingga risiko ruam popok dapat berkurang.
•Hindari penggunaan bedak karena bedak dapat mengiritasi kulit.
•Sesuaikan ukuran popok si kecil, jangan menggunakan yang terlalu ketat. Apabila si kecil mengalami ruam popok, pilihlah ukuran popok satu kali lebih besar dari ukuran si kecil.
•Oleskan krim atau salep pencegah ruam popok tiap mengganti popok. Obat oles ini umumnya memiliki bahan dasar zinc oxide yang berguna mengatasi ruam popok.
•Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok.

 Ayo sehatkan si kecil, be a smart mom 

Jumat, 24 Juli 2015

Alasan MPASI Sebaiknya Diberikan Setelah 6 Bulan

Beberapa waktu lalu di akun facebook tante Ina, Tante Ina sempat membagikan postingan cerita ibu yang anaknya mengalami gangguan pencernaan hingga harus dioperasi akibat terlalu dini memberikan MPASI. Si kecil sudah mulai diberikan bubur instan sejak usia 4 bulan dan akibatnya di usia 6 bulan. Tante Ina akan bahas alasan kenapa MPASI sebaiknya diberikan setelah 6 bulan. 

1.     Memberikan perlindungan ekstra dari penyakit 
Pada usia <6 bulan, daya tahan tubuh bayi belum sempurna. ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan ini berguna untuk meningkatkan daya imun anak. Namun apabila <6 bulan sudah diberikan MPASI justru memberikan jalan masuk kuman ke dalam tubuh bayi. Terutama apabila peralatan yang digunakan tidak higienis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang diberikan MPASI <6 bulan lebih mudah terserang diare, batuk,pilek, demam dibandingkan dengan yang diberikan ASI eksklusif.
2.     Sistem Pencernaan Relatif Lebih Sempurna
·        Bayi <6 bulan sistem pencernaannya belum sempurna sehingga apabila diberikan selain ASI maka organnya akan bekerja lebih keras untuk mencerna MPASI yang diberikan. Oleh sebab itu, mudah timbul gangguan pencernaan seperti kembung dan konstipasi.
·        Selain itu, sel-sel di sekitar usus pada bayi <6 bulan belum siap untuk menerima zat makanan yang dikonsumsi sehingga dapat timbul reaksi imun dan mengakibatkan alergi pada makanan yang dikonsumsi. Selain itu lapisan usus bayi usia 4-6 bulan umumnya belum tertutup sempurna sehingga memudahkan protein-protein makanan yang dikonsumsi lebih mudah menyebabkan alergi. Kondisi itu juga memudahkan bakteri patogen masuk ke dalam aliran darah sehingga menimbulkan penyakit. Umumnya produksi antibodi dan lapisan usus bayi akan menutup sempurna sekitar usia 6 bulan.
·        Beberapa enzim pemecah protein seperti pepsin, lipase, dan amilase, serta asam lambung  juga baru akan diproduksi sempurna ketika usia 6 bulan. Oleh karena itu, pemecahan sari-sari makanan dalam tubuh bayi <6 bulan belum sempurna sehingga berpeluang mengalami obesitas.

Semangat untuk para mommy yang akan atau sedang memberikan MPASI untuk si kecil. Be a smart mom J




Rabu, 01 Juli 2015

Tips Mengajak Anak Naik Pesawat Terbang

Karena sudah mendekati mudik alias pulang kampung, tante Ina akan memberikan tips-tips dan hal yang berguna untuk mommy bepergian bersama si kecil dengan menggunakan pesawat terbang. Kebetulan tahun ini, ponakan tante Ina si Zaky, Hanna, dan adik Killa mau seru-seruan naik pesawat terbang. Kan kasian mereka kecapekan di jalan jadi sekalian deh tante Ina buat tips untuk ummi dan bunda.
  1. Disarankan memilih waktu penerbangan yang nyaman untuk si kecil. Sebaiknya untuk memilih jam tidur untuk anak sehingga pada saat di pesawat, si kecil tertidur pulas dan menjadi kenyamanan tersendiri untuk mommy.
  2. Pilihlah tempat duduk yang tepat. Suara bising pesawat lebih terdengar di bagian kabin bagian belakang. Selain itu, sebaiknya mommy memilih kursi yang dekat dengan lorong sehingga lebih leluasa saat akan ke toilet atau berjalan-jalan di lorong mengusir rasa bosan si kecil.
  3. Jaga Kesehatan. Untuk bayi sebaiknya ditunggu hingga usia 3 bulan karena pada usia ini fisiologi pertumbuhan dan perkembangan bayi cukup maksimal terutama untuk perubahan suhu dan berbagai perubahan lainnya. Untuk anak yang sedang mengalami flu, sebaiknya keberangkaan ditunda lebih dahulu. Saluran pembuluh Eustachii penghubung ruang telinga dan tenggorokan pada balita, belum sempurna buka tutupnya, sehingga perubahan tekanan udara di dalam pesawat bisa saja memunculkan keluhan tidak enak di telinga. Telinga si kecil akan merasa nyeri, penuh dan mungkin saja dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga.Oleh karenanya, untuk mencegahnya sebaiknya si kecil diberikan vitamin dan makanan bergizi beberapa hari sebelum keberangkatan sehingga daya tahan tubuhnya meningkat.
  4. Datang Lebih Awal Untuk Check In. Hal ini untuk mencegah anda terburu-buru masuk ke pesawat dan membiarkan si kecil bermain-main di ruang tunggu. Semakin banyak aktivitas si kecil sebelum terbang, semakin dianjurkan sehingga pada saat di pesawat si kecil dapat tertidur pulas.
  5. Gunakan Tas yang Ringkas dan Jangan Lupa Perlengkapan Wajib. Sebaiknya memilih tas ransel sehingga lebih ringkas dan perhatikan berat barang bawaan yang mommy bawa karena mommy harus menggendong si kecil. Perlengkapan wajib ini ditujukan untuk mempersiapkan diri dari pesawat yang terlambat seperti baju ganti, popok, tisu basah, susu dan makanan.
  6. Berikan Camilan dan Minuman. Berikan makanan pada saat pesawat tinggal landas dan mendarat karena akan terjadi perubahan tekanan udara yang menyebabkan telinga sakit. Berikan hingga pesawat berada pada ketinggian yang stabil. Aktivitas menelan ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan dalam telinga. Pada bayi susui atau berikan empeng untuk dihisap. Kondisi perut yang kenyang juga mencegah si kecil rewel. 
  7. Kenakan Baju Hangat, Topi, dan Kaos Kaki. Suhu kabin cenderung dingin untuk si kecil. Hindari pula untuk mengarahkan AC secara langsung pada si kecil. 
  8. Persiapkan Mainan dan Gadget. Penerbangan yang lama tentunya akan membuat si kecil bosan dan rewel. Ajak si kecil beraktivitas bersama seperti membacakan cerita, membawa mainan kesukaannya, Bermain dengan gadget juga akan membuat si kecil tenang untuk duduk dan tidak bosan selama penerbangan. 
Sekian mom, tips kali ini. Please, be a smart mom :)