Kamis, 26 Maret 2015

Demam oh Demam

Mom, keponakan tante Ina,Zaky lagi demam nih. Uminya kemarin cerita kalau Zaky panas 380 dan lemes banget. Alhamdulillahnya pagi ini tante Ina ke sana panasnya sudah turun, sudah mau makan, sudah kembali bawel. Zaky minup sirup penurun demam dan minum air putih yang banyak. So, tante Ina akan bahas mengenai demam si kecil.

Mommy sebagai orang tua pasti khawatir kalau si kecil mulai demam, tapi demam merupakan respon tubuh melawan kuman. Tidak perlu panik jika si kecil mulai demam, tapi jika si kecil sudah mulai lemas, susah makan atau minum, dan hanya ingin tidur maka mommy harus segera bawa ke dokter. Untuk si kecil usia di bawah 2 tahun jika mengalami demam lebih dari 24-48 jam (1-2 hari) dan anak usia di atas 2 tahun demam be
rlangsung lebih dari 48-72 jam (2-3 hari) maka si kecil perlu dibawa ke dokter. Perhatikan pula pola demam si kecil ya mom, apakah suhunya lebih tinggi ketika sore hari atau suhunya naik turun karena dari pola demam tersebut dokter lebih bisa mengetahui penyebab demam si kecil.

Mommy untuk menurunkan demam si kecil dapat di bantu  dengan memberikan obat penurun demam (antipiretik) atau terapi fisik seperti kompres hangat di bagian ketiak, istirahat baring dan banyak minum. Penggunaan obat  antipiretik lebih bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh si kecil dan memberikan rasa nyaman, namun tidak efektif untuk mencegah kejang demam. Tante Ina lebih menyarankan parasetamol sebagai pilihan pertama untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri. Untuk penggunaan selang-seling antara parasetamol dan ibuprofen setiap 4 jam tidak terbukti efektif secara ilmiah dan tidak dianjurkan untuk penggunaan kombinasi keduanya karena sering terjadi kesalahan dosis obat, rentang waktu pemberian obat yang salah serta keracunan obat karena pemakaian obat yang berlebihan.

Jadi mommy sebaiknya memiliki termometer sendiri di rumah untuk memantau suhu tubuh si kecil jika demam dan obat penurun panas diberikan jika suhu tubuh si kecil mencapai 380 .  Tetap berikan si kecil asupan gizi yang baik dan sebaiknya si kecil tidak menggunakan pakaian yang berlebihan dan ketat ketika demam, pakaian dari bahan katun lebih dianjurkan. Semoga si kecil tetap sehat ya mom J


Rabu, 25 Maret 2015

Pentingnya Imunisasi Untuk Si Kecil

Yess, ini tulisan kedua Tante Ina di blog ini. Kemarin tante Ina bahas bekas suntikan imunisasi BCG keponakan tante Ina. Kali ini masih dengan topik imunisasi namun kali ini Tante Ina akan bahas mengenai pentingnya imunisasi.
Mom, kita tahu kalau imunisasi itu memberikan kekebalan tubuh pada si kecil. Tante Ina sebagai perawat masih sangat menganjurkan si kecil untuk diimunisasi.
“Kenapa imunisasi itu penting Tante Ina?”
“ Karena imunisasi dapat mencegah si kecil untuk penyakit-penyakit berbahaya. Si kecil yang tidak diimunisasi tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu dan lebih mudah untuk menularkan kepada kakak, adik atau anak-anak di sekitarnya”
“Anakku tanpa imunisasi sehat-sehat saja kok Tante Ina”
“Alhamdulillah ya mom. But please jangan ambil kesimpulan bahwa imunisasi itu tidak ada gunanya. Karena masih banyak si kecil lain yang diimunisasi maka tidak terjadi wabah dari penyakit tertentu. Tante Ina bantu flashback ya, di zaman Tante Ina masih SMP tahun 2005-2006 terjadi wabah polio dari Sukabumi menjalar ke Banten, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam waktu beberapa bulan so 351 si kecil yang tanpa imunisasi harus lumpuh. Wabah campak 2008-2010 di berbagai daerah, wabah difteri 2005-2012 di Jawa Timur yang menjalar ke Kalimantan yang akhirnya menyebabkan lebih dari 94 si kecil meninggal dunia.”
 Memang mom, selain imunisasi ada beberapa cara untuk mencegah penyakit berbahaya seperti pemberian ASI, makanan pendamping ASI yang lengkap dan seimbang, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga, menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tapi cara tersebut belum bisa memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit-penyakit berbahaya.
“Tante Ina, apa anak yang sudah diimunisasi masih bisa tertular penyakit yang berbahaya?”
“Masih bisa mom, namun lebih ringan dan tidak berbahaya. Si kecil yang diimunisasi juga jarang menularkan ke anak-anak lain sehingga tidak terjadi wabah”
Mom, menurut WHO 194 negara sudah menganjurkan imunisasi bagi para balitanya, terlepas itu negara maju ataupun berkembang, negara muslim atau non muslim. Vaksin yang digunakan di Indonesia sendiri di buat oleh PT. Bio Farma Bandung dan diekspor ke 120 negara dan 36 negara di antaranya negara Muslim seperti Pakistan, Mesir, Malaysia, Iran, Afganistan, Turki, dan masih banyak lagi. Kualitas vaksin selalu diawasi oleh badan internasional WHO dan sudah dinyatakan aman dan efektif jadi sekarang mommy tidak perlu ragu lagi ya.   

Selasa, 24 Maret 2015

Tangan si Billi Bernanah Setelah Imunisasi

Tante Ina mau cerita nih,kemarin liburan nyepi tante Ina ditinggal mudik ke Jogja sama emak dan bapake untung aja tante Ina diajak ke Banyuwangi ke calon kampung yang baru hehehe. Singkatnya tante Ina punya ponakan cowok usia 3 bulan namanya Billi (bukan adiknya Olga Saputra), ibunya Billi konsul tentang bekas imunisasi yang bernanah di tangan kanannya nih mom. Duh sayangnya tante Ina lupa foto tangan si
Billi.Nah mom ibu Billy nih khawatir sudah 3 bulan umur anaknya tapi bekasnya nggak hilang-hilang. Waktu diimunisasi si Billi baru umur 1 bulan.

Mom, si Billi saat itu diimunisasi BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis singkatnya TBC. Penyakit ini menyerang pernapasan dan dapat menyebabkan kematian. Biasanya bayi diimunisasi BCG dari usia baru lahir hingga 3 bulan dan hanya satu kali saja.  Memang mom setelah diimunisasi BCG, bekas suntikan si kecil menonjol dan bisa timbul nanah. Biasanya muncul beberapa minggu setelah imunisasi tapi nggak perlu khawatir karna lama kelamaan akan mengecil sendiri. Mommy hanya perlu membasuh pakai kasa dan air hangat. Jadi mom, keberhasilan dari imunisasi BCG malah dilihat dari timbul atau tidaknya benjolan yang bernanah ini lho. Dengan timbulnya bekas suntikan ini artinya imunisasi BCG ini berhasil dan si kecil sudah punya antibodi untuk melawan bakteri ini. Tapi jika tidak ada bekas suntikan, bukan berarti si kecil harus diimunisasi ulang ya. Si kecil juga punya antibodi namun kadarnya lebih rendah. Semoga tulisan tante Ina bermanfaat ya mom J