Jumat, 20 Januari 2017

Kuning pada Bayi Baru Lahir

Halo mommy, sering dengar dong ya bayi kuning, biasanya para mommy mencegahnya dengan menjemur bayi di pagi hari. Bayi kuning disebabkan adanya hiperbilirubinemia atau kadar bilirubin dalam darah bayi tinggi, perubahan warna ini biasanya dapat dilihat di kulit, kuku, atau mata bayi (bagian putih). Urine bayi dapat berwarna kuning pekat (normalnya tidak berwarna), tinja berwarna pucat serta telapak tangan dan kaki yang menguning.Hiperbilirubinemia fisiologis hampir terjadi pada setiap bayi. Hiperbilirubinemia fisiologis pada bayi sehat dan cukup bulan akan terlihat pada hari ke 2-3 dan biasanya hilang pada hari ke 6-8 tetapi mungkin tetap ada sampai hari ke 14. Pada bayi kurang bulan sehat, hiperbilirubinemia akan terlihat pada hari hari ke 3-4 dan hilang pada hari ke 10-20. 
Lalu bagaimana dengan hiperbilirubinemia non fisiologis? Apabila bayi mengalami hiperbilirubinemia  sebelum bayi berumur 36 jam, atau lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 hari pada bayi kurang bulan makabisa dikatakan bahwa bayi mengalami hiperbilirubinemia non fisiologis atau patologis. 
Tindakan yang dapat mommy lakukan apabila bayi mommy kuning antara lain mencegah infeksi, menjaga bayi selalu hangat, dan memberi ASI sesering mungkin. Mommy juga harus ke pelayanan kesehatan segera jika telapak tangan dan kaki bayi terlihat kuning. :)

Selasa, 17 Januari 2017

Tongseng Ayam Tanpa Santan Ala Tante Ina

Hai mom, tante Ina mau bagi resep nih bagi yang ingin makan tongseng tapi menghindari santan ataupun daging merah. Daging kambing atau sapi yang biasa ada di tongseng tante Ina ganti juga dengan daging ayam (tante Ina pakai bagian dada). Bahan-bahan yang bisa mommy siapkan, antara lain :

  • Dada ayam 1/4 kg (potong kecil-kecil)
  • 2 buah kentang (potong kecil-kecil)
  • 2 buah wortel (potong kecil-kecil)
  • 3 lembar kol
  • 1 buah tomat
  • 3 ruas jahe (digeprek)
  • 2 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk
  • air secukupnya
  • 4 buah bawang merah diiris tipis
  • garam secukupnya
  • Minyak untuk menumis
  • 1 buah daun bawang
Bumbu halus :

  • 2 buah bawang putih
  • 2 buah bawang merah
  • 2 buah cabe merah
  • ketumbar, merica secukupnya
  • 1/2 ruas kunyit
Cara memasak :
  1. Panaskan minyak goreng, lalu masukkan bawang merah yang sudah diiris tipis. Setelah berwarna kecoklatan dan harum, masukkan bumbu halus, jahe, daun salam dan daun jeruk. 
  2. Apabila bumbu sudah harum, masukkan air, ayam, kentang, dan wortel. Aduk rata, tambahkan garam dan tes rasa. Biarkan sampai ayam hampir matang (15 menit). Kalau perlu, tambahkan airnya
  3. Apabila ayam dirasa sudah matang, masukkan kol, tomat, dan daun bawang lalu aduk rata. Masak hingga air asat. 


Minggu, 15 Januari 2017

Memilih Alas Kaki yang Tepat untuk Anak

Assalamualaikum mom, tante Ina hari ini akan bahas mengenai alas kaki untuk si kecil. Pilih sandal apa sepatu ya? Model sepatu atau sandal anak sekarang lucu-lucu ya mom, ada kartunnya, ada yang isi lampu, pokoknya macem-macem deh, Tapi yang tepat untuk anak yang seperti apa sih mom?
Ternyata eh ternyata, kita nggak boleh lho hanya memilih alas kaki yang lucu untuk anak, harus juga memikirkan kenyamanan anak. Apalagi anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, hal ini juga akan mempengaruhi perkembangan kaki anak.

Sandal Jepit Tidak Baik Untuk Anak
Sandal jepit tidak disarankan untuk digunakan anak yang sedang belajar berjalan. Bentuk sandal jepit yang datar tidak baik digunakan setidaknya hingga usia anak 6 tahun. Jika mommy perhatikan, telapak kaki bentuknya melengkung, oleh karena itulah sandal jepit tidak dapat menopang kaki dengan baik. Selain itu, bentuk sandal jepit yang terbuka berisiko anak mengalami cedera. Jika memang terpaksa mommy dapat memilih sandal jepit yang berkontur dan memiliki tali bagian belakang sehingga tidak mudah lepas. Bahannya juga sebaiknya dari plastik sehingga lebih ringan dan alasnya tidak terlalu tipis. Oh iya pemakaian sandal jepit sebaiknya tidak terlalu lama sektar 10-15 menit saja mom.

Penggunaan Sepatu Lebih Disarankan untuk Anak

Sepatu memiliki perlindungan yang lebih menyeluruh ya mom, hal ini selain tertutup tetapi juga berperan membentuk kaki lebih baik. Ada beberapa hal yang perlu tante Ina tekankan dalam memilih sepatu pada anak :

  1. Pilih sepatu yang tertutup berujung bulat dan menyisakan ruang di depan ibu jari sekitar 1-1,5 cm. Sebaiknya mommy tidak membeli sepatu dengan ukuran yang lebih kecil atau lebih besar dari ukuran anak. Hal ini dapat berisiko menyebabkan gesekan pada kaki saat si kecil berjalan, sehingga menyebabkan lecet. 
  2. Pada si kecil yang sedang berjalan, sebaiknya pilih sol yang fleksibel (jangan yang kaku atau keras) karena si kecil membutuhkan alas kaki yang menyesuaikan dengan kakinya pada saat melangkah.
  3. Sebaiknya saat membeli sepatu, usahakan si kecil untuk mencoba dan pastikan agar anak nyaman memakainya. Mommy bisa meminta anak untuk berjalan di sekitar toko, atau juga berjongkok setelah itu perhatikan reaksi anak apakah terlihat nyaman atau tidak. 
Ada baiknya ketika membeli sepatu, libatkan anak untuk memilih sepatu yang disukai. Hal ini akan membantu anak untuk mengembangkan dirinya dalam mengambil keputusan yang sederhana. :)




Kamis, 12 Januari 2017

Mengatasi Keseleo pada Anak

Sebelum tante Ina bahas tentang keseleo atau terkilir, tante Ina mau cerita dulu nih asal mula tema ini diangkat. Jadi tante Ina siang tadi bangun tidur karena ada suara anak kecil nangis. Kalau anak kecil nangis kan sebenarnya biasa, tetapi tangisannya nggak berhenti-henti dan makin lama ada jeritan-jeritan dan teriakan sakit. Akhirnya tante Ina keluar rumah dan cari sumber suara, eh ternyata di rumah tetangga lagi ada anak kecil yang diurut karena keseleo jatuh saat main. Tapi mommy tahu nggak sih mom, keseleo sebenarnya tidak boleh diurut. Pengurutan saat keseleo akan mengakibatkan aliran darah lebih lancar ke area yang bengkak dan dapat berkumpul di area tersebut, sehingga sembuhnya menjadi lebih lama.
Dalam bahasa kedokteran, keseleo ini disebut dengan sprain. Sprain adalah cedera jaringan serat yang fleksibel, kuat, serta menghubungkan antar tulang pada sendi. Si kecil akan merasa sakit apabila jaringan serat ini mengalami cedera, biasanya karena si kecil aktif bermain dan jatuh atau tidak melakukan pemanasan ketika akan berolahraga. Ada beberapa tanda nih mom, untuk memastikan bahwa anak memang benar keseleo, diantaranya :
  • Nyeri sendi
  • Ada pembengkakan
  • Bagian tubuh yang sakit berubah warna menjadi kebiru-biruan atau merah kebiruan
  • Kaku sendi
Nah, jika mommy menemukan tanda-tanda di atas, inget RICE ya mom.
  1. Rest : Istirahatkan bagian tubuh yang sakit. Biasanya pada anak akan diberi tongkat atau benda keras sehingga anak tidak menggerak-gerakkan bagian tubuh yang sakit,
  2. Ice : Kompres bagian tubuh dengan es. Esnya dibalut dulu dengan kain yang tipis sebelum ditempelkan ke bagian tubuh yang sakit. Kompres es bermanfaat saat 24 jam pertama. Jika telah lebih dari 24 jam, maka gunakan kompres hangat.
  3. Compression : Balut tekan dengan kain elastis. Dengan dibalut maka akan mengurangi peradangan, dan memberi rasa nyaman sehingga meminimalkan rasa sakit. Jangan terlalu ketat ya mom membalutnya, pembalutan ini harus terus dipantau.
  4. Elevation : Tinggikan bagian tubuh yang sakit melebihi jantung. Gunanya adalah mengurangi atau meminimalkan pembengkakan. 
Mom, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pengawasan yang baik serta persiapan yang tepat untuk anak, bisa mencegah anak dari rasa sakit akibat keseleo, Sekian dari tante Ina, be a smart mom :)

Minggu, 08 Januari 2017

Kupas Tuntas BAB pada anak

Hai mom, beberapa waktu lalu temen tante Ina ada yang cerita nih tentang kesehatan si kecil yang sudah 3 hari tidak BAB padahal sebelumnya setiap hari BAB teratur tetapi si kecil biasa saja, tidak rewel, perut tidak kembung, dan masih beraktivitas seperti biasa. Biasanya untuk mommy yang baru memiliki anak pertama agak khawatir ya mom, begitu juga sama temen tante Ina. Jadi kali ini tante Ina akan mengupas tuntas BAB pada anak, disimak ya mom.

Feses atau BAB pada si kecil yang baru lahir, pertama kali biasanya berwarna kehitaman yang disebut mekonium. Dalam 3 hari pertama, feses akan berubah warna menjadi kehijauan, selanjutnya setelah hari ke 5 feses akan berwarna kekuningan. Konsistensi feses si kecil yang dengan ASI eksklusif biasanya berair atau encer dengan frekuensi 4-10 kali sehari pada bayi yang baru lahir. Frekuensi ini akan berkurang menjadi 2-4 kali sehari pada si kecil yang berusia 6-12 bulan. Untuk si kecil dengan sufor, fesesnya berbeda dengan yang minum ASI. Feses si kecil yang dengan sufor, konsistensinya padat dan warnanya kecoklatan, dan baunya lebih menyengat seperti orang dewasa. Frekuensinya juga menjadi lebih jarang yaitu bisa rutin sekali sehari.

Bagaimana dengan si kecil yang tidak BAB beberapa hari?
Mom, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi dari BAB, di antaranya :

  1. ASI/Susu Formula (Pada bayi dengan ASI saja, masih wajar apabila anak tidak BAB selama 3-5 hari selama anak tidak rewel, tidak menunjukkan kesakitan, dan perut kembung. Hal ini dikarenakan ASI mengandung nutrisi yang paling baik dan mudah dicerna serta diserap bagi perncernaan bayi)
  2. Makanan Pendamping ASI (MPASI)
  3. Cairan (Pada anak yang dehidrasi, cenderung lebih jarang BAB)
  4. Penyakit oleh virus atau bakteri (contoh : diare menyebabkan si kecil lebih sering BAB dengan konsistensi yang lebih encer)
Kondisi-kondisi yang perlu mommy khawatirkan ketika si kecil tidak kunjung BAB diantaranya bayi terlihat sakit dan tidak nyaman ketika minum, si kecil tidak mau minum atau minum susunya berkurang dari biasanya, bayi muntah atau perutnya kembung, bayi terlihat mengejan dan terlihat ingin BAB namun tidak bisa.

Tips agar BAB anak lancar dan teratur
Ada beberapa cara yang mommy bisa terapkan untuk si kecil nih, yaitu :
  1.  Melakukan olahraga ringan pada si kecil : Mommy dapat menggerakkan kaki si kecil seperti gerakan mengayuh sepeda. Gerakan ini dapat merangsang usus besar sehingga membantu mengeluarkan gas dan kotoran yang ada di dalam perut.
  2. Pemberian ASI : ASI mengandung nutrisi yang paling lengkap untuk bayi. Kandungan kolostrumnya membantu si kecil BAB secara teratur.
  3. Pijat pada bagian perut : Pijatan pada bagian perut bayi akan menenangkan si kecil dan membantu memudahkan anak untuk BAB. Pijatan dapat dimulai dari pusar hingga arah luar, selanjutnya beri gerakan melingkar searah jarum jam.
  4. Pemberian cairan yang cukup
Sekian pembahasan BAB pada anak, semoga bermanfaat ya smart mom :)

Rabu, 04 Januari 2017

Waspada Anak Batuk dan Sesak, Kenali Tanda Pneumonia

Hai smart mom, ini tulisan tante Ina tentang kesehatan anak yang pertama di tahun 2017. Di awal tahun ini pasti sedih kalau si kecil lagi sakit. Mommy pernah mendengar pneumonia mom, tante Ina akan kupas tuntas penyakit yang masih menjadi pembunuh no 1 pada anak dan balita.

Pneumonia biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Mommy harus waspada bila si kecil mengalami batuk atau kesulitan bernapas hingga sesak napas yang membuat dinding dada si kecil bagian bawah tertarik. Demam juga akan timbul terutama pada si kecil yang mengalami pneumonia oleh karena bakteri. Tanda bahaya lain yang harus mommy kenali dan si kecil harus segera di rujuk ke pelayanan kesehatan antara lain demam/suhu tubuh naik turun, kesadaran menurun/mengantuk terus, tidak mau minum, kejang, kebiruan, mengorok, dan gizi buruk. 

Pada saat si kecil batuk atau kesulitan bernapas dan mommy bawa ke pelayanan kesehatan, maka dokter akan mengelompokkan gejala-gejala yang dialami oleh si kecil sesuai usianya (Tabel Klasifikasi Pneumonia). Mom, untuk anak yang mengalami pneumonia akan diberikan antibiotik, namun jika menurut hasil pemeriksaan pneumonia anak disebabkan oleh virus, maka dokter akan menghentikan antibiotik. Pada saat si kecil sakit, yang harus mommy lakukan adalah tetap memberikan cairan yang sedikit-sedikit dan sering dan anak juga membutuhkan istirahat yang cukup. 

Tenang mom, penyakit ini bisa dicegah kok. Ada beberapa pencegahan yang dapat mommy lakukan, di antaranya :

  1. Menjauhkan si kecil dari penderita batuk atau penyakit infeksi lainnya
  2. Lakukan imunisasi lengkap pada anak
  3. Berikan ASI eksklusif (6 bulan) dan lanjutkan hingga si kecil usia 2 tahun
  4. Pastikan lingkungan rumah bersih dan sehat,  serta ventilasi yang cukup.
  5. Sebaiknya si kecil dijauhkan dari asap rokok, asap tungku, obat nyamuk, kendaraan bermotor atau polusi udara lainnya.
  6. Lakukan cuci tangan enam langkah dengan sabun dengan tepat di waktu yang tepat.
  7. Berikan nutrisi yang adekuat untuk si kecil.
Mom, mengenali tanda pneumonia lebih awal menjadi salah satu cara mencegah kematian karena pneumonia pada anak, namun mencegah lebih baik daripada mengobati. Ayo bersama kita cegah pneumonia pada anak :)





Selasa, 03 Januari 2017

Resep Tante Ina (Tumis Labu Siam, wortel, kembang kol & Tuna Balado)

Assalamualaikum mom, wah tante Ina lagi suka upload menu masakan nih. Cocok untuk mommy yang berkomitmen untuk tidak menambahkan MSG di makanannya, karena insyaallah tante Ina tidak menambahkan penyedap buatan so lebih sehat.
Hari ini pak bos, request ikan yang di balado. Giliran sayur agak bingung sih tadi tapi lihat labu siam yang kecil-kecil langsung deh minta ditumis, supaya cantik ditambah wortel dan kembang kol. Tante Ina langsung saja ke resep pertama ya mom.

Resep Tumis Labu Siam, Wortel, Kembang kol ala Tante Ina
Bahan :

  • 5 buah bawang merah dan bawang putih
  • Cabe merah dan hijau masing-masing 3 buah
  • 1 buah wortel
  • 4 buah labu siam kecil
  • Kembang kol
  • Minyak untuk menumis
  • Garam secukupnya
  • Air secukupnya


How to Cook :

  1. Iris panjang wortel dan labu siam
  2. Iris bawang merah, bawang putih, dan cabe. Untuk cabe dipotong serong.
  3. Panaskan minyak secukupnya. Tumis bawang putih dan bawang merah serta cabe.
  4. Jika sudah harum, masukkan wortel dan kembang kol. 
  5. Tambahkan air sedikit lalu masukkan labu siam
  6. Beri garam secukupnya dan aduk rata
  7. Tumis hingga semua layu dan air asat.
Tuna Balado
Bahan:
  • 500 gr ikan tuna 
  • Minyak goreng
  • Garam secukupnya
  • Jeruk nipis
Bumbu halus :
  • 3 buah bawang putih
  • 5 buah bawang merah
  • 8 buah cabe rawit
  • 9 buah cabe merah
  • Garam secukupnya
  • 1 buah tomat
How to cook : 
  1. Cuci bersih ikan tuna, lalu beri perasan air jeruk dan garam. Diamkan sekitar 15 menit.
  2. Setelah 15 menit, goreng ikan lalu tiriskan.
  3. Haluskan semua bumbu halus.
  4. Panaskan minyak goreng lalu tumis bumbu halus hingga harum
  5. Masukkan ikan yang telah digoreng lalu aduk rata.
  6. Tuna balado siap disajikan
Terima kasih telah menyimak resep kali ini ya mom :)