Jumat, 07 Agustus 2015

Mencegah si Kecil Terkena Infeksi Saluran Kemih

Mom, infeksi saluran kemih atau ISK tidak hanya bisa ditemukan pada orang dewasa, bahkan si kecil pun mempunyai risiko untuk terkena ISK. ISK dapat terjadi akibat bakteri atau virus atau jamur yang berada pada saluran kencing si kecil, namun bakteri merupakan penyebab umum terjadinya ISK. Normalnya, bakteri dalam urin akan keluar pada saat buang air kecil, tetapi terkadang bakteri dapat tertahan di saluran kecing dan menimbulkan infeksi.

Mom, si kecil yang baru lahir baik laki-laki maupun perempuan mempunyai risiko yang sama besarnya untuk terkena ISK. Namun bila sudah besar, anak perempuan memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan laki-laki karena saluran kencing anak perempuan lebih pendek. Selain itu letak  saluran kencing, vagina, dan dubur pada perempuan berdekatan, sehingga memudahkan bakteri masuk ke saluran kencing. 

Mom,apakah si kecil selalu menangis atau mengeluh sakit pada saat buang air kecil? Bisa jadi si kecil sedang terkena infeksi saluran kencing. Sebenarnya gejala ISK pada anak tergantung pada usia. Saat usia sudah cukup besar, si kecil dapat mengeluh saat buang air kecil, Jika sudah agak parah, air seni akan berwarna keruh atau bahkan berwarna pink karena terdapat bercak darah. Selain itu, akan lebih sering mau buang air kecil terutama pada malam hari, munculnya rasa sakit pada punggung bagian bawah, serta urin cenderung lebih bau. 
Jika si kecil masih bayi atau berusia 1-2 tahun, gejala yang ditemukan masih belum jelas karena mereka belum mengerti apa yang mereka rasakan. Namun, ini gejala umum yang perlu diwaspadai pada si kecil :
  • Demam tidak disertai flu atau penyakit lainnya
  • Nafsu makan menurun
  • Muntah
  • Urin berbau tak seperti biasa
  • Lebih rewel dari biasanya.
Ini tips untuk mencegah si kecil terkena ISK :
  • Memberikan Asi : Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko ISK bahkan hingga usia 2 tahun.
  • Membiasakan untuk membersihkan organ vital dari arah depan ke belakang  : Hal ini membantu mencegah bakteri masuk ke dalam saluran kencing
  •  Membiasakan anak untuk buang air kecil secara teratur : Pada anak dengan usia yang lebih besar, kita dapat memastikan si kecil untuk buang air kecil secara teratur dengan cara mengawasi asupan air putih yang dikonsumsi. Sebaiknya pastikan anak buang air kecil minimal empat jam sekali, sebelum tidur, dan setelah bangun tidur.
  • Memilih Celana Dalam yang Tepat : Sebaiknya hindari penggunaan celana dalam yang ketat terutama pada anak perempuan. Pemilihan bahan juga sebaiknya diperhatikan, hindari bahan nilon dan sintetik lainnya karena dapat mendorong pertumbuhan bakteri.
Be a smart mom y :) 

Senin, 27 Juli 2015

Mencegah dan Mengatasi Ruam Popok

Mommy, istilah ruam popok sudah bukan hal yang asing terdengar ya mom. Namun, kebutuhan si kecil untuk menggunakan popok kadang-kadang tidak bisa dihindari sehingga si kecil berisiko ruam popok. Kali ini, tante Ina bahas ruam popok ya. Disebut ruam popok dikarenakan timbulnya peradangan akibat penggunaan popok karena reaksi kulit terhadap urin dan tinja. Sehingga lokasi yang timbul ruam biasanya daerah pantat, lipatan paha, dan alat kelamin. Gejala yang dapat dialami oleh si kecil seperti kulit kemerahan, gatal, dan dapat timbul lecet. Ruam ini umumnya tidak berbahaya, namun si kecil merasa tidak nyaman sehingga biasanya rewel.

Beberapa faktor penyebab yang menimbulkan ruam popok yaitu :
1.Kontak dengan urin dan tinja yang terlalu lama. Penggantian popok yang terlalu lama dapat menimbulkan iritasi.
2.Gesekan dan lecet akibat penggunaan popok yang terlalu lama
3.Iritasi karena penggunaan produk bayi yang baru 
4.Infeksi bakteri atau jamur 
5.Pengaruh Jenis Makanan Baru. Perpindahan konsumsi ASI ke makanan padat juga akan mengubah struktur tinja si kecil, termasuk makanan yang dikonsumsi ibu.

Tidak perlu khawatir berlebihan jika si kecil mengalami ruam popok, karena mommy bisa mengatasi ruam popok di rumah. Kuncinya adalah menjaga agar kulit bayi tetap kering dan bersih. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah untuk mengatasi dan mencegah ruam popok antara lain :
•Segera ganti popok yang kotor dan lakukan sesering mungkin kemudian bersihkan secara seksama bagian tubuh si kecil yang tertutup popok
•Jangan gunakan sabun atau tisu yang mengandung alkohol dan pewangi untuk membersihkan kulit bayi karena mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit.
•Setelah dibasuh, seka kulit bayi hingga benar-benar kering sebelum menggunakan popok atau celana.
•Sebaiknya si kecil tidak selalu menggunakan popok. Biarkan kulit si kecil “bernapas” sehingga risiko ruam popok dapat berkurang.
•Hindari penggunaan bedak karena bedak dapat mengiritasi kulit.
•Sesuaikan ukuran popok si kecil, jangan menggunakan yang terlalu ketat. Apabila si kecil mengalami ruam popok, pilihlah ukuran popok satu kali lebih besar dari ukuran si kecil.
•Oleskan krim atau salep pencegah ruam popok tiap mengganti popok. Obat oles ini umumnya memiliki bahan dasar zinc oxide yang berguna mengatasi ruam popok.
•Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok.

 Ayo sehatkan si kecil, be a smart mom 

Jumat, 24 Juli 2015

Alasan MPASI Sebaiknya Diberikan Setelah 6 Bulan

Beberapa waktu lalu di akun facebook tante Ina, Tante Ina sempat membagikan postingan cerita ibu yang anaknya mengalami gangguan pencernaan hingga harus dioperasi akibat terlalu dini memberikan MPASI. Si kecil sudah mulai diberikan bubur instan sejak usia 4 bulan dan akibatnya di usia 6 bulan. Tante Ina akan bahas alasan kenapa MPASI sebaiknya diberikan setelah 6 bulan. 

1.     Memberikan perlindungan ekstra dari penyakit 
Pada usia <6 bulan, daya tahan tubuh bayi belum sempurna. ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan ini berguna untuk meningkatkan daya imun anak. Namun apabila <6 bulan sudah diberikan MPASI justru memberikan jalan masuk kuman ke dalam tubuh bayi. Terutama apabila peralatan yang digunakan tidak higienis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang diberikan MPASI <6 bulan lebih mudah terserang diare, batuk,pilek, demam dibandingkan dengan yang diberikan ASI eksklusif.
2.     Sistem Pencernaan Relatif Lebih Sempurna
·        Bayi <6 bulan sistem pencernaannya belum sempurna sehingga apabila diberikan selain ASI maka organnya akan bekerja lebih keras untuk mencerna MPASI yang diberikan. Oleh sebab itu, mudah timbul gangguan pencernaan seperti kembung dan konstipasi.
·        Selain itu, sel-sel di sekitar usus pada bayi <6 bulan belum siap untuk menerima zat makanan yang dikonsumsi sehingga dapat timbul reaksi imun dan mengakibatkan alergi pada makanan yang dikonsumsi. Selain itu lapisan usus bayi usia 4-6 bulan umumnya belum tertutup sempurna sehingga memudahkan protein-protein makanan yang dikonsumsi lebih mudah menyebabkan alergi. Kondisi itu juga memudahkan bakteri patogen masuk ke dalam aliran darah sehingga menimbulkan penyakit. Umumnya produksi antibodi dan lapisan usus bayi akan menutup sempurna sekitar usia 6 bulan.
·        Beberapa enzim pemecah protein seperti pepsin, lipase, dan amilase, serta asam lambung  juga baru akan diproduksi sempurna ketika usia 6 bulan. Oleh karena itu, pemecahan sari-sari makanan dalam tubuh bayi <6 bulan belum sempurna sehingga berpeluang mengalami obesitas.

Semangat untuk para mommy yang akan atau sedang memberikan MPASI untuk si kecil. Be a smart mom J




Rabu, 01 Juli 2015

Tips Mengajak Anak Naik Pesawat Terbang

Karena sudah mendekati mudik alias pulang kampung, tante Ina akan memberikan tips-tips dan hal yang berguna untuk mommy bepergian bersama si kecil dengan menggunakan pesawat terbang. Kebetulan tahun ini, ponakan tante Ina si Zaky, Hanna, dan adik Killa mau seru-seruan naik pesawat terbang. Kan kasian mereka kecapekan di jalan jadi sekalian deh tante Ina buat tips untuk ummi dan bunda.
  1. Disarankan memilih waktu penerbangan yang nyaman untuk si kecil. Sebaiknya untuk memilih jam tidur untuk anak sehingga pada saat di pesawat, si kecil tertidur pulas dan menjadi kenyamanan tersendiri untuk mommy.
  2. Pilihlah tempat duduk yang tepat. Suara bising pesawat lebih terdengar di bagian kabin bagian belakang. Selain itu, sebaiknya mommy memilih kursi yang dekat dengan lorong sehingga lebih leluasa saat akan ke toilet atau berjalan-jalan di lorong mengusir rasa bosan si kecil.
  3. Jaga Kesehatan. Untuk bayi sebaiknya ditunggu hingga usia 3 bulan karena pada usia ini fisiologi pertumbuhan dan perkembangan bayi cukup maksimal terutama untuk perubahan suhu dan berbagai perubahan lainnya. Untuk anak yang sedang mengalami flu, sebaiknya keberangkaan ditunda lebih dahulu. Saluran pembuluh Eustachii penghubung ruang telinga dan tenggorokan pada balita, belum sempurna buka tutupnya, sehingga perubahan tekanan udara di dalam pesawat bisa saja memunculkan keluhan tidak enak di telinga. Telinga si kecil akan merasa nyeri, penuh dan mungkin saja dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga.Oleh karenanya, untuk mencegahnya sebaiknya si kecil diberikan vitamin dan makanan bergizi beberapa hari sebelum keberangkatan sehingga daya tahan tubuhnya meningkat.
  4. Datang Lebih Awal Untuk Check In. Hal ini untuk mencegah anda terburu-buru masuk ke pesawat dan membiarkan si kecil bermain-main di ruang tunggu. Semakin banyak aktivitas si kecil sebelum terbang, semakin dianjurkan sehingga pada saat di pesawat si kecil dapat tertidur pulas.
  5. Gunakan Tas yang Ringkas dan Jangan Lupa Perlengkapan Wajib. Sebaiknya memilih tas ransel sehingga lebih ringkas dan perhatikan berat barang bawaan yang mommy bawa karena mommy harus menggendong si kecil. Perlengkapan wajib ini ditujukan untuk mempersiapkan diri dari pesawat yang terlambat seperti baju ganti, popok, tisu basah, susu dan makanan.
  6. Berikan Camilan dan Minuman. Berikan makanan pada saat pesawat tinggal landas dan mendarat karena akan terjadi perubahan tekanan udara yang menyebabkan telinga sakit. Berikan hingga pesawat berada pada ketinggian yang stabil. Aktivitas menelan ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan dalam telinga. Pada bayi susui atau berikan empeng untuk dihisap. Kondisi perut yang kenyang juga mencegah si kecil rewel. 
  7. Kenakan Baju Hangat, Topi, dan Kaos Kaki. Suhu kabin cenderung dingin untuk si kecil. Hindari pula untuk mengarahkan AC secara langsung pada si kecil. 
  8. Persiapkan Mainan dan Gadget. Penerbangan yang lama tentunya akan membuat si kecil bosan dan rewel. Ajak si kecil beraktivitas bersama seperti membacakan cerita, membawa mainan kesukaannya, Bermain dengan gadget juga akan membuat si kecil tenang untuk duduk dan tidak bosan selama penerbangan. 
Sekian mom, tips kali ini. Please, be a smart mom :)

Sabtu, 27 Juni 2015

Perawatan Mulut pada Bayi

Halo mom, kali ini Tante Ina bahas mengenai perawatan mulut pada bayi. Si kecil sebaiknya ditanamkan kebiasaan merawat bagian mulutnya sejak dini sehingga menjadi sebuah kebiasaan baik di masa mendatang. Selain itu, dapat mencegah timbulnya jamur pada mulut si kecil terutama bagian lidah. Bagi mommy yang menyusui si kecil, memang tidak perlu merasa khawatir jika menemui bercak-bercak putih pada bagian mulut, seperti bibir, bagian dalam pipi, langit-langit dan lidah yang ditimbulkan oleh ASI karena memang tidak membahayakan bayi. Namun, bagi si kecil yang minum susu formula sebaiknya tetap membersihkan mulut bayi dengan bersih dan teratur.

Mom, untuk membersihkan mulut si kecil, mommy bisa menggunakan sikat khusus untuk membersihkan lidah bayi atau alternatif lain adalah menggunakan kasa steril yang telah dibasahi air matang hangat. Ini langkah-langkah yang mommy harus perhatikan :

  1. Berikan posisi yang nyaman pada bayi. Pangku si kecil atau berikan posisi yang terlentang agar lebih mudah membersihkan mulutnya. 
  2. Basahi kasa steril dengan air hangat matang kemudian balut dengan cara dilingkarkan pada jari telunjuk mommy. 
  3. Dengan bantuan jari tangan, buka mulut si kecil kemudian masukkan jari telunjuk dan gosok gusi secara perlahan mulai dari bagian belakang atas hingga ke depan atas. Setelah selesai, bersihkan gusi bagian bawah dari belakang terus ke depan.
  4. Ingat untuk membersihkan lidah si kecil. Lakukan mulai dari pangkal lidah, lalu perlahan-lahan ke bagian depan. Sebaiknya tidak mengusap bagian terlalu dalam belakang lidah karena si kecil dapat tersedak.  
Mom, sebaiknya diingat kapan terakhir si kecil makan atau minum susu. Sebaiknya membersihkan mulut 30 menit sebelumnya sehingga pada saat mulut dibersihkan, si kecil tidak mengalami muntah. :)

Senin, 22 Juni 2015

Perawatan untuk Anak Setelah Sunat

Setelah sunat atau khitan atau sirkumsisi sebaiknya diperhatikan perawatannya. Setelah anak pulang ke rumah, otomatis perawatan akan dilakukan oleh orangtua. Hal inilah yang membuat orangtua memiliki peranan untuk membantu mempercepat penyembuhan luka setelah sirkumsisi. Tante Ina akan memberikan beberapa hal yang sebaiknya diketahui oleh orangtua :
  1. Berikan obat penghilang rasa sakit. Obat bius lokal yang diberikan pada proses sirkumsisi umumnya hanya bertahan selama satu hingga satu setengah jam. Obat penghilang rasa nyeri ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit setelah efek obat bius lokal telah habis.
  2. Jaga area organ vital tetap kering. Ini merupakan prioritas utama agar luka sirkumsisi tidak infeksi. Dianjurkan setelah sirkumsisi mengunakan celana yang longgar atau sarung untuk menghindari gesekan. Saat ini telah tersedia pula yang disebut celana khitan. Pada saat setelah buang air kecil, bersihkan lubang kecil secukupnya dan tidak mengenai luka khitan, tidak dianjurkan untuk menggosok luka bekas sunat karena bisa mengakibatkan luka berdarah kembali. Beberapa anak takut untuk BAK karena rasa nyeri atau takut, namun sebaiknya jika anak tidak BAK dalam 8 jam setelah sirkumsisi hubungi dokter.
  3. Berikan makanan tinggi protein seperti telur, ikan, dan daging. Mitos yang salah dan berkembang di masyarakat adalah tidak diperbolehkannya memakan telur, ikan dan daging. Padahal protein dibutuhkan untuk membantu mempercepat penyembuhan. 
  4. Oleskan salep tipis dan tidak berlebihan. Beberapa orang tua takut anaknya mengalami infeksi setelah sirkumsisi sehingga mengoleskan salep obat yang diberikan terlalu banyak pada luka. Ditakutkan pemberian obat yang terlalu banyak tidak disertai dengan pembersihan yang baik sehingga justru menimbulkan penumpukan kotoran dan akhirnya infeksi. 
  5. Anjurkan anak untuk tidak beraktivitas secara berlebihan. Setelah sirkumsisi, sebaiknya anak dianjurkan untuk mengurangi aktivitas dan beristirahat selama beberapa hari agar tidak terjadi bengkak yang berlebihan. 
  6. Ada dua pandangan mengenai pemakaian perban, Beberapa dokter menganjurkan untuk tetap mengganti dan menggunakan perban setelah sirkumsisi selama 3-4 hari dan adapula yang setelah 24 jam dapat dilepas sendiri di rumah. Pada prinsipnya adalah tetap menjaga kebersihan dan suasana kering pada luka sirkumsisi.
Tidak perlu khawatir apabila masih timbul titik perdarahan yang sedikit. Yang perlu dikhawatirkan apabila anak mengalami perdarahan secara terus menerus dan atau tampak mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. :)

Sabtu, 20 Juni 2015

Mengenal Anak "Picky Eater"

Mom, sudah pernah dengar picky eater? Picky Eater adalah anak yang menolak makanan tertentu dan pilih-pilih makanan, namun masih mengkonsumsi minimal satu macam dari tiap kelompok bahan makanan (karbohidrat, protein, sayur/buah, susu). Kesulitan makan ini lazim pada balita yang beralih dari makanan cair ke makanan padat. Oleh karena Picky eater ini biasa ditemui pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun. Yang ditakutkan adalah keseimbangan gizi yang diterima anak sehingga anak berisiko menjadi kurang gizi.

Beberapa hal menjadi penyebab dari anak menjadi picky eater, salah satu diantaranya adalah faktor meniru kebiasaan orangtuanya. Penyebab lain yang timbul antara lain bentuk makanan yang tidak menarik dan tidak bervariasi, serta dapat pula dari faktor psikologis anak, seperti suasana rumah yang tegang, pengasuhan orangtua yang keras, kurangnya kasih sayang orang tua baik kualitas maupun kuantitas, serta hubungan orangtua yang tidak harmonis dan dapat dirasakan oleh anak.

Dalam menghadapi anak yang picky eater diperlukan kesabaran orang tua dalam memberikan makan. Lakukan pendekatan secara bertahap dalam memperkenalkan satu rasa makanan yang sama. Sebaiknya pula tidak menargetkan atau memaksa anak untuk tetap makan padahal anak sudah tidak ingin makan. Suasana saat anak makan dibuat menjadi suasana menyenangkan seperti makan bersama teman-temannya atau makan bersama keluarga yang lain. Berikan menu yang sama pada anak artinya tidak ada perbedaan menu makanan yang dimakan oleh anak dan orangtua. Mommy juga sebaiknya menyajikan makanan dengan lebih kreatif dan bervariasi. Gunakan pula trik menyembunyikan makanan yang tidak disukainya ke dalam makanan yang disukai.

Kamis, 18 Juni 2015

Mengatasi Hidung Tersumbat Pada Anak Tanpa Obat

Halo mom, melihat si kecil kesulitan bernapas karena hidung tersumbat akibat pilek pasti sedih ya mom. Si kecil jadi rewel, susah bernapas hingga susah tidur. Sebagai seorang ibu, mommy harus segera tanggap untuk membantu mengatasi hidung tersumbat si kecil. Berikut cara-cara yang mommy bisa lakukan secara mandiri :

  • Mengatur Posisi Tidur : Posisi tidur dengan kepala agak tinggi akan membantu si kecil melegakan pernapasannya. Apabila hidung kiri yang tersumbat, si kecil sebaiknya tidur miring ke kanan. Begitu pula sebaliknya jika hidung kanan yang tersumbat, si kecil sebaiknya tidur dengan posisi miring ke kiri.
  • Penguapan atau Inhalasi secara Alami : Sediakan baskom atau ember kecil yang berisi air panas, kemudian teteskan beberapa tetes minyak telon atau minyak kayu putih. Biarkan si kecil menghirup uap dari air tersebut dengan menggendong si kecil dengan membantunya untuk telungkup pada kedua tangan mommy dan posisi wajah si kecil berada di atas ember yang berisi air hangat.
  • Berikan Kehangatan Pada Tubuh Si Kecil : Pada saat si kecil mengalami hidung tersumbat, sebaiknya kehangatan tubuh tetap di jaga. Dengan cara mandi dengan air hangat, menjemur di bawah sinar matahari, serta mengoleskan minyak telon atau minyak kayu putih pada area dada, punggung, serta perut dengan disertai pijatan yang lembut. 
  • Gunakan Larutan Garam : Dengan bantuan pipet teteskan 2 atau 3 tetes larutan garam ke dalam hidung si kecil lalu diamkan beberapa menit maka lendir di hidung akan melunak dan hidung tersumbat pada bayi dapat teratasi. Di saat lendir melunak, mommy bisa menghisap lendir dengan menggunakan alat yang disebut aspirator. Lakukan sebelum makan dan sebelum tidur. Hati-hati saat menggunakan larutam garam ini, sebaiknya mommy membeli di apotek agar sesuai dengan takaran yang tepat. Sebaiknya untuk mommy baru, meminta bantuan orangtua yang telah berpengalaman melakukan hal ini. 
Be a smart mom :) 

Selasa, 16 Juni 2015

Hati-Hati Si Kecil Terinfeksi Jamur

Mom, bukan hanya orang dewasa yang dapat terinfeksi jamur, si kecil juga bisa terinfeksi jamur lho mom. Si kecil malah lebih mudah terinfeksi jamur mom, karena  kulit bayi terutama bayi prematur memiliki kulit yang lebih halus dan tipis. Si kecil yang bertubuh gemuk ternyata lebih berisiko terinfeksi jamur dikarenakan lebih banyak terdapat lipatan dan lebih mudah berkeringat terutama pada negara kita yang beriklim tropis. Infeksi jamur biasanya mengenai lipatan-lipatan dan daerah yang lembab seperti lipatan paha, selangkangan, bokong, ketiak, dan lainnya.


Infeksi jamur bisa timbul pada beberapa anak dikarenakan faktor bawaan. Para ahli menduga keringat anak lebih banyak mengandung lemak sehingga mudah terkena infeksi. Selain itu bisa disebabkan dari faktor seperti suhu, kelembaban, kebersihan kulit, dsb. Pada bayi infeksi jamur lebih sering disebabkan karena eksim popok. Eksim popok yaitu infeksi kulit pada bagian yang tertutup popok, biasanya timbul ruam, gelembung atau lecet, kemerahan dan gatal sehingga peradangan inilah yang menyebabkan infeksi. 


Supaya si kecil terhindar dari infeksi jamur, mommy sebaiknya menjaga kebersihan kulit si kecil terutama pada daerah lipatan kulit. Pastikan kulit tetap bersih dan kering serta rutin mengganti pakaian jika dirasa telah basah karena si kecil berkeringat. Sebaiknnya mommy memilih pakaian berbahan dasar katun yang menyerap keringat. Bersihkan daerah bokong dan rutin mengganti diapers untuk si kecil (jika di rumah, sebaiknya mommy tidak mempergunakan diapers sehingga bokong tidak menjadi lembab). :)




Minggu, 14 Juni 2015

Cara Membersihkan Telinga Anak

Mommy, kali ini tante Ina akan membahas mengenai kebersihan telinga pada si kecil. Sebenarnya kotoran telinga ini ada gunanya lho mom, yaitu sebagai pertahanan untuk benda-benda asing yang tidak sengaja untuk masuk ke telinga seperti binatang kecil, semut, dsb. Kotoran telinga kita memang akan keluar dengan sendirinya  terutama saat si kecil mengunyah tanpa harus dibersihkan.Namun bukan berarti kita tidak perlu membersihkan telinga si kecil. Ini tips untuk membersihkan telinga dari tante Ina :

  • Bersihkan secara rutin telinga si kecil terutama saat mandi supaya kotoran tidak mengeras. 
  • Pergunakan kain lembut atau kasa yang lembab dengan air hangat untuk membersihkan kototran telinga dan sel-sel mati di telinga yang berada pada daun telinga serta di lipatan telinga. Bila mommy menggunakan minyak esensial untuk membersihkan telinga seperti baby oil, tidak dianjurkan untuk mommy meneteskan langsung ke dalam telinga, walau diketahui baby oil dipergunakan untuk melunakkan kotoran.  
  • Bila mommy menggunakan cotton bud, gunakan hanya pada telinga bagian luar. Jika terlalu dalam, kotoran telingan dapat terdorong ke bagian dalam dan akhirnya mengganggu pendengaran. 
 Sekian tips tante Ina, tetap jadi mommy kebanggan si kecil ya mom :)

Selasa, 12 Mei 2015

Mengenal Sindrom Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant Death Syndrome-SIDS)

Mom, pernah dengar cerita bayi yang sehat pergi tidur namun tanpa diketahui penyebabnya tidak pernah bangun kembali? Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau di masyarakat kita lebih dikenal dengan sindrom kematian bayi mendadak merupakan suatu penyebab kematian bayi di bawah 1 tahun terutama usia 2 - 4 bulan. Hingga saat ini penyebab SIDS pun belum diketahui meskipun ada yang mengatakan bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab sindrom ini.

Beberapa bayi lebih memiliki resiko SIDS seperti bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu), bayi yang berat badannya kurang ketika dilahirkan (<2500 gram), bayi laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan bayi perempuan walaupun belum ada penelitian yang membuktikan hubungan gender dengan SIDS.

Mom, SIDS memang masih belum diketahui penyebabnya, namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Berikut cara pencegahannya :

  • Tidurkan bayi dengan terlentang merupakan hal terpenting yang dapat dilakukan untuk menjaga si kecil. Bayi yang tertidur secara tengkurap lebih berisiko tinggi SIDS karena kemungkinan besar si kecil tidak dapat bernapas dengan leluasa dan kebutuhan oksigen menjadi berkurang. Hindari pula menidurkan bayi dengan posisi miring, karena jika tidak dalam pengawasan, si kecil dapat berubah posisi menjadi tengkurap. 
  • Ibu yang merokok semasa kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk bayi. Oleh karena itu, hindari lingkungan merokok pada bayi baik semasa kehamilan ataupun setelah bayi lahir.
  • Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan risiko SIDS. Bayi yang diberikan asi memiliki kekebalan tubuh yang lebih tinggi dan lebih sering bangun untuk menyusu.
  • Jauhkan tempat tidur bayi dari banyak mainan, selimut, ataupun bantal-bantal yang dapat menutup hidungnya. 
  • Tidur di ruangan yang sama dengan bayi, namun disarankan untuk tidak tidur satu ranjang. Berbagi tempat tidur dapat berisiko bayi tertindih tanpa disadari. 
Sekilas mengenai SIDS ya mom, be a smart mom :)

Selasa, 14 April 2015

Untuk Mommy : Pendidikan Menstruasi Untuk Anak yang Beranjak Remaja

Mom, tidak terasa akhirnya si kecil akan menjadi seorang gadis ya. Pastinya ia akan mengalami yang namanya menstruasi. Sudah siapkah mommy untuk menjelaskan pendidikan menstruasi ke anak? Gadis remaja sebaiknya dipersiapkan sejak dini untuk diberikan pendidikan mengenai menstruasi. Kurangnya pengetahuan mengenai menstruasi akan dapat menyebabkan pengertian yang salah mengenai menstruasi. Anak timbul rasa malu dan menganggap dirinya kotor atau bahkan mengganggap menstruasi adalah hukuman dari Tuhan. Sehingga kebersihan terhadap organ intim pun menjadi tidak tepat.

Kapan sebaiknya memberikan pemahaman mengenai menstruasi pada anak saya?
Menstruasi semakin hari datangnya pada seorang remaja semakin dini. Ada yang mulai di usia 9 tahun hingga 14 tahun tergantung dari tubuh anak sendiri, Sebaiknya mommy lebih aktif untuk memberikan informasi kepada si anak daripada anak yang aktif mencari di media televisi atau internet karena dapat memicu otak untuk mengeluarkan hormon seksual.

Apa yang harus saya jelaskan ke anak?
Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti mengenai apa itu menstruasi, bagaimana proses menstruasi dan siklus menstruasi, gangguan yang biasa dirasakan saat menstruasi, serta cara membersihkan organ intim saat menstruasi, termasuk apa yang terjadi dan konsekuensi setelah anak mengalami menstruasi.

Mengapa saya harus menjelaskan pendidikan menstruasi pada anak saya?
Memberikan pendidikan menstruasi termasuk proses dan apa yang terjadi stelah anak mengalami menstruasi tidak hanya memberikan pendidikan seks terhadap anak namun dapat pula memberikan pendidikan moral mengenai bagaimana anak menjaga dirinya sendiri. Menstruasi merupakan tanda bahwa anak sudah dapat menghasilkan sel telur dan berpeluang hamil. Sebaiknya mommy juga menjelaskan bahwa wanita yang sudah menghasilkan sel telur dapat dibuahi dengan sel sperma dari seorang pria akan berkembang menjadi bayi. Oleh karenanya, anak perempuan diminta untuk menjaga dirinya sehingga pendidikan mengenai hal ini dapat mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan (KTD).

Bagaimana caranya saya menjelaskan pada anak saya?

  • Lakukan komunikasi dua arah mom, jika anak menanyakan mengenai seks dan menstruasi tanyakan kembali dengan lembut maksudnya. Cari tahu apa yang sudah anak ketahui dan darimana mereka mendapatkan informasinya. Di sini mommy bisa meluruskan atau memperbaiki apabila ada informasi yang salah.
  • Mommy sebaiknya lebih dahulu melakukan diskusi. Beberapa anak mempunyai sifat pemalu dan tertutup. Mommy bisa memanfaatkan momen ketika sedang bersantai bersama kemudian melihat mengenai produk kewanitaan di televisi, atau ketika ada tante yang sedang hamil sebagai awal mula percakapan.
  • Berikan jawaban-jawaban yang dapat dimengerti sesuai dengan umur anak secara jujur. Sebaiknya jujur apabila tidak mengetahui jawaban dari apa yang ditanyakan oleh anak dan mengajak anak untuk mencarinya bersama-sama. Menjawab dengan kebohongan akan membuat anak semakin tertutup mengenai hal ini.
Semoga setelah anak diberikan pemahaman mengenai menstruasi lengkap dengan prosesnya, anak diharapkan memiliki pengetahuan mengenai dirinya serta mampu menjaga dirinya sehingga dapat membentengi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan ajaran agama. :)

Minggu, 12 April 2015

Pemakaian Antibiotik yang Tepat saat Anak Sakit

"Dok, anak saya batuk. Saya minta antibiotik ya"
"Dari kapan anaknya batuk mom?"
"Baru kemarin mom"

Si kecil sakit memang membuat khawatir ya mom. Kadang-kadang mommy suka langsung meminta antibiotik agar si kecil cepat sembuh. Tapi apakah memang benar begitu mom?

Antibiotik adalah obat yang khusus digunakan untuk membunuh bakteri. Penyakit akibat virus tidak perlu menggunakan antibiotik. Pemakaian antibiotik yang salah dan sembarangan akan membunuh bakteri-bakteri baik yang ada dalam tubuh, merusak organ-organ yang belum sempurna, dan dapat pula menyebabkan bakteri bermutasi dan kebal terhadap antibiotik sehingga antibiotik menjadi tidak ampuh untuk membunuh bakteri.

Penggunaan antibiotik yang salah meliputi pemberian antibiotik tanpa adanya infeksi, jumlah dan dosis yang berlebihan, waktu pemberian yang tidak tepat, serta tidak menggunakan antibiotik secara efektif dan efisien. Oleh karena itu mom, jika si kecil sakit dan harus minum antibiotik, antibiotik harus dihabiskan untuk mencegah resistensi antibiotik.

Jadi bagaimana penggunaan antibiotik yang tepat untuk anak?
1. Gunakan antibiotik hanya karena anjuran dokter, jangan mengikuti saran orang lain yang menganjurkan minum antibiotik.
2. Minum antibiotik sesuai dengan resep dokter dan selalu habiskan antibiotik yang diberikan

Pesan dari Tante Ina ya mom, bahwa antibiotik tidak bisa menyembuhkan segala penyakit dan harus digunakan secara tepat. :)

Sabtu, 11 April 2015

Ulas Menstruasi Dini dengan Tante Ina

Dimulai dengan percakapan tentang menstruasi, Tante Ina dalam kesempatan kali ini ingin mengulas tentang menstruasi dini. Dulu masa-masa Tante Ina sekolah, teman-teman perempuan Tante Ina menstuasi lebih banyak di kelas 6 atau usia 12 tahun ke atas. Seiring berlalunya waktu banyak juga nih yang usia di bawah itu bahkan 9 tahun sudah mengalami menstruasi. Kenapa ya? 

Mom,  penyebab dari dalam tubuh yang bisa menyebabkan menstruasi dini pada si cantik adalah ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir. Selain itu bisa dipicu dari faktor makanan terutama junk food dan makanan bersoda. Lingkungan modern pun juga bisa membuat si cantik mendapatkan menstruasi lebih dini, biasanya yang tinggal di perkotaan lebih cepat dibandingkan di pedesaan. Si Cantik yang kelebihan berat badan lebih beresiko untuk mengalami menstruasi dini karena berkaitan dengan jumlah lemak di dalam tubuh. Lemak dalam tubuh kita memicu dan mempertahankan menstruasi. Lemak ini dihasilkan dari hormon estrogen alias hormon seks perempuan. Nah, menstruasi dini tentunya akan menyebabkan menopause atau masa pensiun menstruasi menjadi lebih dini sehingga hormon estrogen sendiri sudah berkurang atau sudah tidak ada lagi. Padahal mom, hormon estrogen ini berfungsi mencegah serangan jantung dan melindungi tulang, akibatnya si cantik yang menstruasi dini berkemungkinan untuk menopause dini yang akhirnya lebih cepat untuk mengalami gangguan kesehatan yang timbul akibat menopause.

Mommy perlu untuk mengajak si cantik untuk mengubah pola makan agar mencegah berat badan yang berlebih serta menambah kebiasaan berolahraga diharapkan mengurangi risiko menstruasi dini. Dengan hidup sehat dan berpikiran positif, insyaallah anak sehat, mommy senang, dan keluarga bahagia. :)  
 



Kamis, 26 Maret 2015

Demam oh Demam

Mom, keponakan tante Ina,Zaky lagi demam nih. Uminya kemarin cerita kalau Zaky panas 380 dan lemes banget. Alhamdulillahnya pagi ini tante Ina ke sana panasnya sudah turun, sudah mau makan, sudah kembali bawel. Zaky minup sirup penurun demam dan minum air putih yang banyak. So, tante Ina akan bahas mengenai demam si kecil.

Mommy sebagai orang tua pasti khawatir kalau si kecil mulai demam, tapi demam merupakan respon tubuh melawan kuman. Tidak perlu panik jika si kecil mulai demam, tapi jika si kecil sudah mulai lemas, susah makan atau minum, dan hanya ingin tidur maka mommy harus segera bawa ke dokter. Untuk si kecil usia di bawah 2 tahun jika mengalami demam lebih dari 24-48 jam (1-2 hari) dan anak usia di atas 2 tahun demam be
rlangsung lebih dari 48-72 jam (2-3 hari) maka si kecil perlu dibawa ke dokter. Perhatikan pula pola demam si kecil ya mom, apakah suhunya lebih tinggi ketika sore hari atau suhunya naik turun karena dari pola demam tersebut dokter lebih bisa mengetahui penyebab demam si kecil.

Mommy untuk menurunkan demam si kecil dapat di bantu  dengan memberikan obat penurun demam (antipiretik) atau terapi fisik seperti kompres hangat di bagian ketiak, istirahat baring dan banyak minum. Penggunaan obat  antipiretik lebih bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh si kecil dan memberikan rasa nyaman, namun tidak efektif untuk mencegah kejang demam. Tante Ina lebih menyarankan parasetamol sebagai pilihan pertama untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri. Untuk penggunaan selang-seling antara parasetamol dan ibuprofen setiap 4 jam tidak terbukti efektif secara ilmiah dan tidak dianjurkan untuk penggunaan kombinasi keduanya karena sering terjadi kesalahan dosis obat, rentang waktu pemberian obat yang salah serta keracunan obat karena pemakaian obat yang berlebihan.

Jadi mommy sebaiknya memiliki termometer sendiri di rumah untuk memantau suhu tubuh si kecil jika demam dan obat penurun panas diberikan jika suhu tubuh si kecil mencapai 380 .  Tetap berikan si kecil asupan gizi yang baik dan sebaiknya si kecil tidak menggunakan pakaian yang berlebihan dan ketat ketika demam, pakaian dari bahan katun lebih dianjurkan. Semoga si kecil tetap sehat ya mom J


Rabu, 25 Maret 2015

Pentingnya Imunisasi Untuk Si Kecil

Yess, ini tulisan kedua Tante Ina di blog ini. Kemarin tante Ina bahas bekas suntikan imunisasi BCG keponakan tante Ina. Kali ini masih dengan topik imunisasi namun kali ini Tante Ina akan bahas mengenai pentingnya imunisasi.
Mom, kita tahu kalau imunisasi itu memberikan kekebalan tubuh pada si kecil. Tante Ina sebagai perawat masih sangat menganjurkan si kecil untuk diimunisasi.
“Kenapa imunisasi itu penting Tante Ina?”
“ Karena imunisasi dapat mencegah si kecil untuk penyakit-penyakit berbahaya. Si kecil yang tidak diimunisasi tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu dan lebih mudah untuk menularkan kepada kakak, adik atau anak-anak di sekitarnya”
“Anakku tanpa imunisasi sehat-sehat saja kok Tante Ina”
“Alhamdulillah ya mom. But please jangan ambil kesimpulan bahwa imunisasi itu tidak ada gunanya. Karena masih banyak si kecil lain yang diimunisasi maka tidak terjadi wabah dari penyakit tertentu. Tante Ina bantu flashback ya, di zaman Tante Ina masih SMP tahun 2005-2006 terjadi wabah polio dari Sukabumi menjalar ke Banten, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam waktu beberapa bulan so 351 si kecil yang tanpa imunisasi harus lumpuh. Wabah campak 2008-2010 di berbagai daerah, wabah difteri 2005-2012 di Jawa Timur yang menjalar ke Kalimantan yang akhirnya menyebabkan lebih dari 94 si kecil meninggal dunia.”
 Memang mom, selain imunisasi ada beberapa cara untuk mencegah penyakit berbahaya seperti pemberian ASI, makanan pendamping ASI yang lengkap dan seimbang, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga, menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tapi cara tersebut belum bisa memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit-penyakit berbahaya.
“Tante Ina, apa anak yang sudah diimunisasi masih bisa tertular penyakit yang berbahaya?”
“Masih bisa mom, namun lebih ringan dan tidak berbahaya. Si kecil yang diimunisasi juga jarang menularkan ke anak-anak lain sehingga tidak terjadi wabah”
Mom, menurut WHO 194 negara sudah menganjurkan imunisasi bagi para balitanya, terlepas itu negara maju ataupun berkembang, negara muslim atau non muslim. Vaksin yang digunakan di Indonesia sendiri di buat oleh PT. Bio Farma Bandung dan diekspor ke 120 negara dan 36 negara di antaranya negara Muslim seperti Pakistan, Mesir, Malaysia, Iran, Afganistan, Turki, dan masih banyak lagi. Kualitas vaksin selalu diawasi oleh badan internasional WHO dan sudah dinyatakan aman dan efektif jadi sekarang mommy tidak perlu ragu lagi ya.   

Selasa, 24 Maret 2015

Tangan si Billi Bernanah Setelah Imunisasi

Tante Ina mau cerita nih,kemarin liburan nyepi tante Ina ditinggal mudik ke Jogja sama emak dan bapake untung aja tante Ina diajak ke Banyuwangi ke calon kampung yang baru hehehe. Singkatnya tante Ina punya ponakan cowok usia 3 bulan namanya Billi (bukan adiknya Olga Saputra), ibunya Billi konsul tentang bekas imunisasi yang bernanah di tangan kanannya nih mom. Duh sayangnya tante Ina lupa foto tangan si
Billi.Nah mom ibu Billy nih khawatir sudah 3 bulan umur anaknya tapi bekasnya nggak hilang-hilang. Waktu diimunisasi si Billi baru umur 1 bulan.

Mom, si Billi saat itu diimunisasi BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis singkatnya TBC. Penyakit ini menyerang pernapasan dan dapat menyebabkan kematian. Biasanya bayi diimunisasi BCG dari usia baru lahir hingga 3 bulan dan hanya satu kali saja.  Memang mom setelah diimunisasi BCG, bekas suntikan si kecil menonjol dan bisa timbul nanah. Biasanya muncul beberapa minggu setelah imunisasi tapi nggak perlu khawatir karna lama kelamaan akan mengecil sendiri. Mommy hanya perlu membasuh pakai kasa dan air hangat. Jadi mom, keberhasilan dari imunisasi BCG malah dilihat dari timbul atau tidaknya benjolan yang bernanah ini lho. Dengan timbulnya bekas suntikan ini artinya imunisasi BCG ini berhasil dan si kecil sudah punya antibodi untuk melawan bakteri ini. Tapi jika tidak ada bekas suntikan, bukan berarti si kecil harus diimunisasi ulang ya. Si kecil juga punya antibodi namun kadarnya lebih rendah. Semoga tulisan tante Ina bermanfaat ya mom J